Rabu, 20 Maret 2013

materi DK # Direct dan Indirect Speech

Ketika kita merubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, ada beberapa hal yang mengalami perubahan diantaranya perubahan struktur kalimat, tensis, pronoun (kata ganti orang), keterangan waktu dan tempat (Adverbs of time and place).

Sebelum melangkah jauh ke sub-pembahasan tersebut di atas, alangkah baiknya ada juga mengerti tentang apa yang dimaksud Reporting Speech dan Reported Speech.

Reporting Speech adalah bagian dalam kalimat direct speech yang di tandai oleh tanda petik (") dan di akhiri oleh tanda petik (").
  • He said, "I have a present for you in my bag."
  • He asked me, "why do you come late."
Sedangkan Reported Speech adalah baigan awal dari kalimat direct speech.
  • He said, "I have a present for you in my bag."
  • He asked me, "why do you come late."
Untuk itu, pada artikel ini penulis sengaja membagi beberpa sub-penjelasan mengenai direct dan indirect speech berdasakan perubahan-perbuahan di atas.




1. Perubahan Stuktur kalimat

Jika kita lihat pada kalimat direct speech, terdapat ciri-ciri yang identik yaitu terdapat tanda petik ("). Tada petik tersebut merupakan cara yang sering digunakan untuk membedakan mana yang direct atau yang indirect.

Ketika klimat direct speech tersebut dirubah menjadi kalimat indirect speech, tanda petik tersebut pun dihilangkan atau digantikan dengan kata "that" atau "to" (untuk kalimat perintah). Misalnya:



No Direct Speech                                                         Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 He said, "I have a present for you in my bag." He said that he had a present for me in his bag.
02 He asked me, "why do you come late." He asked me why I came late.
03 He orderd me, "don't bring a bag." He ordered me to didn't bring a bag.

Perubahan struktur kalimat juga terjadi jika pada direct speech menggunakan kalimat tanya, maka akan dirubah menjadi kalimat afirmatif (berita).

Untuk kalimat direct speech yang menggunakan kalimat tanya "yes-no question" maka akan dirubah menjadi if/whether. Contohnya:


No Direct Speech                                                         Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 They asked me, "Do you want to join us to play football?" They asked me if/whether I want to join them to play football.
02 He asked me, "Does she want to mary me?" He asked me if/whether she wants to mary her.
Untuk kalimat direct speech yang menggunakan 5W1H question (Why, Who, What, When, WHere, How), maka akan dirubah menjadi kalimat afirmatif dengan cara sebagai berikut:


No Direct Speech                                                         Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 He asked me, "why do you come late?" He asked me why you came late.
02 He asked me, "what does she eat?" He asked me what she ate.
03 He asked me, "when did you come?" He asked me when I came.
04 He asked me, "who are you?" He asked me who I was.
05 He asked me, "who is she?" He asked me who she was.

2. Perubahan Tensis (Tenses)

Seperti yang dijelaskan dimuka, perbuahan dari direct ke indirect juga mempengaruhi tensis yang digunakan. Kebanyakan siswa sulit memahami perubahan yang satu ini. Untuk itu, penulis sengaja membuatkan tabel perubahan tensis agar mudah dimengerti.

Di bawah ini adalah tabel Perubahan Tenses dari direct speech ke indirect speech.


No Direct Speech                                                         Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 Simple Present Simple Past
02 Present Continuous Past Continuous
03 Present Future Past Future
04 Present Perfect Past Perfect
05 Present Perfect Continuous Past Perfect Continuous
06 Simple Past Past Perfect
07 Past Continuous Past Perfect Continuous


Atau bisa lebih dipermudah dengan tabel berikut di bawah ini, yaitu:



No Direct Speech                                                         Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 V1 (eat) V2 (ate)
02 V2 (ate) Had + V3 (had eaten)
03 Am/is/are Was/were
04 Do/does Did
05 Do/does not Did not
06 Did not Had not + V3
07 Was/were Had been
08 Am/is/are + V-ing Was/were + V-ing
09 Was/were +V-ing Had been + V-ing
10 Has/have + V3 Had + V3
11 Will/shall/can/may/must Would/should/could/might/had to
12 Could/might/should/would + V1/be Could/might/should/would + have+ V3/been


3. Perubahan Pronoun

Perubahan pronoun dan possessive tergantung kepada sabjek dan objek yang dipakai di direct speech (kalimat langsung) yang tentunya mempengaruhi perubahan pronoun pada indirect speech (kalimat tidak langsung).


  • Kata ganti orang pertama (I dan We) pada reporting speech (lihat penjelasan di awal) berubah sesuai subjek yang ada di reproted speech.
  •  
  •  No Direct Speech                                                         Indirect Speech
  • No Direct Speech Indirect Speech
    01 He said, ‘I am busy.’ He said that he was busy.
    02 She said, ‘I am unwell.’ She said that she was unwell.
    03 I said, ‘I will be late.’ I said that I would be late.
    04 They said, ‘We will not permit this.’ They said that they would not permit that.
    05 We said, ‘We need to buy some clothes.’ We said that we needed to buy some clothes.


  • Kata ganti orang kedua (You) di reporting speech pada direct speech berubah sesuai objek pada reported speech.
  •  
  • No Direct Speech                                                         Indirect Speech
  • No Direct Speech Indirect Speech
    01 He said to me, ‘You have to come with me.’ He told me that I had to go with him.
    02 She said to me, ‘You can go.’ She told me that I could go.
    03 She said to him, ‘You can go.’ She told him that he could go.
  • Kata ganti orang ketiga (He, she, it dan they) pada direct speech tidak mengalami perubahan ketika dirubah ke indirect speech. 

  • No   Direct Speech                                                 Indirect Speech
  • No Direct Speech Indirect Speech
    01 He said, ‘She is a good girl.’ He said that she was a good girl.
    02 She said, ‘They have invited us.’ She said that they had invited them.
    03 They said, ‘He does not have the necessary qualifications.’ They said that he did not have the necessary qualifications.
4. Perubahan Keterangan waktu dan tempat (Adverbs of time and place)

Tidak cuma itu, dalam perubahan dari direct speech ke indirect speech juga mempengaruhi adverbs khusunya adverb of time (keterangan waktu) dan adverb of place (keterangan tempat). Untuk itu anda wajib memahami tabel di bawah ini.


No    Direct Speech                       Indirect Speech
No Direct Speech Indirect Speech
01 Now Then
02 To day That day
03 Tomorrow The next day
The day after
The following day
A day later
04 Next ... The ... after
The following ...
05 Last ... The ... before
The Previous ...
06 ... ago ... before
... earlier
07 Yesterday The day before
The previous day
The preceeding day
08 The day before yesterday Two day before
09 Here There
10 This That
11 These Those


Di bawah ini adalah contoh-contoh direct dan indirect speech untuk menambah pemahaman mengenai penjelasan di atas.

         Direct Speech                                                                          Indirect Speech



(+) He said, “I have a present for you in my bag. here
(-)

He said, “I do not have a present for you in my bag”


He said that he did not have a present for me in his bag.
(?)

He asked, “Do I have a present for you in my bag?”


He asked me if/whether he had a present for me in his bag.
(?)

He asked me, “ Why do I have to have a present for you in my bag?

 He asked me why he had to have a present for me in his bag.
(!)
He ordered/commanded me, “Bring my bag here now!”

He ordered/commanded me to bring his bag there then.
(!) He ordered me, “Don’t bring your bag here!” He ordered me not to bring my bag there.

Sabtu, 16 Maret 2013

MELUDAH

“Jangan pernah meludah di sumur yang airnya kamu minum.”
Pernahkan Anda berjumpa dengan orang yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi, mendapat gaji dan berbagai fasilitas dari tempat itu, tetapi hobinya menjelek-jelekan perusahaan atau instansi dimana ia bekerja? Orang inilah yang saya sebut meludah di sumur yang airnya ia minum.
Orang-orang semacam ini biasanya senang mengeluh, tidak bertanggungjawab dan oportunis. Mereka membicarakan sesuatu yang tidak mereka suka kepada sesama teman yang tidak bisa mengambil keputusan. Saat diajak diskusi dengan pimpinan, mereka diam seribu bahasa. Bergaul dengan orang-orang semacam ini ibarat Anda minum air sumur yang airnya mereka ludahi.
Bila Anda berjumpa dengan kelompok orang semacam ini, nasihatilah. Bila ia marah saat Anda nasihati, itu pertanda bahwa dia tidak layak dijadikan sahabat Anda. Waspadalah, “penyakit” tersebut menular. Apabila Anda sering bersama orang-orang semacam ini Anda perlahan namun pasti akan tertular. Segeralah menjauh…
Mungkin sebagian Anda ada yang berkata, “Lha, kebijakan tempat saya bekerja memang kacau kok, memang pantas kalau dijelek-jelekin. Saya benar-benar tidak cocok dengan kondisi seperti ini.” Jika Anda berada dalam kondisi seperti itu, berilah masukan yang konstruktif kepada pengambil keputusan. Usulan Anda tidak digubris? Ya, keluarlah. “Wah nyari kerja lain khan gak mudah,” batin Anda. Ya, kalau begitu, diamlah.
Apakah penyakit ini hanya hinggap pada orang yang sudah bekerja? Tidak. Mereka yang menjelek-jelekkan orang tuanya juga termasuk kelompok ini. Orang tuanya begitu berjasa dalam hidupnya, tetapi hanya karena satu atau beberapa perbedaan, mereka tega-teganya  mencela orang tuanya.
Mereka yang meludah di sumur yang airnya mereka minum adalah kelompok orang yang sulit berucap terima kasih. Padahal, mudah berucap terima kasih kepada manusia itu pintu mudah bersyukur kepada-Nya. Ingatlah, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu.” Begitulah firman Allah dalam Kitab Suci-Nya.
Meludah di sumur yang airnya kita minum akan menjauhkan rasa syukur Anda. Dampaknya dalam jangka panjang, kenikmatan-kemikmatan hidup akan pergi menjauh dari Anda. Mau? Tentu tidak!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @pacitan_dede

Minggu, 03 Maret 2013

GUYONAN Part 2

Lagi numpak becak, penumpange iseng2 ngobrol karo tukang becak'e....
Tukang Becak (TB)
seng Numpak Becak (NB)
NB : cak, ongkos becak seng paling adoh piro ?
TB : winginane teko Gubeng nang Waru 50 ewu....
NB : haahhh... Sakmono cuma 50 ewu ?? Duik'e si Gayus 100 milyar nek digawe numpak becak iso tekan endi iku cak ??
TB : halahh.. cidek, paling nek nggawe duwik'e Gayus cuman tekan Pasar Demak.
NB : opo'o kok 100 milyar cuma tekan Demak cak ??
TB : temenan iki mas, soale ape tuku pacul bekas nang psr Demak....
NB : lhoh... Opo'o kok nggolek pacul bekas ?... Gawe opo cak ?
TB : gawe macul ndasmu mas...!! Eroh gak sampeyan... Aku nggenjot tekan Waru iku sampe pringsilanku mlebu bolongan silitku...!! Sampe silitku lho keringeten pliket,,,?Opo maneh mbok tawani 100 milyar kongkon mbecak.... Mending patenono ae aku saiki....
Muduno saiki teko becakku...!!
Sak dorong'e pacul iki melayu nang endas mu,,,,
Akhire tukang becak karo penumpange gegeran goro2 obrolan ttg Gayus. Pdhl Gayus gak bakalan numpak becak....

Sabtu, 02 Maret 2013

METAGENESIS LUMUT- PAKU

Detail metagenesis Lumut (Bryophyta)

  • Dari Spora - berkecambah menjadi Protonema (bayi lumut) - Protonema tumbuh besar menjadi Tumbuhan lumut yang menghasilkan gametangium -  gametangium menghasilkan sel kelamin yang bersatu menjadi Zygote - tumbuh menggembung membentuk Sporogomnium - setelah matang dan tua menghasilkan spora lagi OK

Sedang detail metagenesis Paku (Pterydophyta) Spora - Prothallium - Tumbuhan Paku -Sporogomnium

BEDA METAGENESIS PAKU DAN LUMUT



Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa
  1. Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding sporogonium
  2. Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi)

Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman paku dan lumut


Berikut letak spora pada tumbuhan paku , berada di daun Paku yang di daun itu terdapat sporogonium , sedang di Lumut tidak akan di jumpai di daun namun di Sporogonium yang menjulang di atas tumbuhan lumut ( lihat gambatnya ya )
Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu
  1. Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada tumbuhan paku akarnya serabut
  2. Pada lumut tubuhnya belum terdapat berkas pengangkut xilem dan floem , sedangkan di paku sudah mempunyai xilem dan floem sehingga lumut tergolong Non tracheophyta sedang pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta
  3. pada lumut daun tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat ada sporanya ( sporofil) , pada daun paku ketika masih muda menggulung
  4. alat pengatur keluarnya spora di lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa anullus
SEKILAS LUMUT DAN PAKU

  • Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati dan antocerros ) dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal.
  • Divisio itu adalah Bryophyta yang berasal dari bahasa Yunani Brion yang berarti “ lumut ”
  • Gamet Bryophta berkembang di dalam gametangia.
  • Gametangium jantan dikenal dengan Anteredium, menghasilkan sperma berflagella.
  • Gametangium betina disebut dengan Arkogonium yang menghasilkan sel telur.


  • Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkegonium yang kemudian terbentuk zygot didalamnya 
  • Zygote kemudian membelah secara mitosis terus menerus membentuk Embryo yang kemudian menjadi badan yang menggelembung yang disebut Sporogonium 
  • Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak sepenuhnya tidak memerlukan air , tetap haris ada air namun tidak perlu habitat perairan , cuku[ ditempat lembab saja cukup ( Hygrophyt_.
  • Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi.OK
 
  • Bryophta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan untuk menyokong tumbuhan tinggi seperti tumbuhan di daratan.
  • Meskipun Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,
  • Bryophta selalu memiliki profil yang rendah.
  • Sebagian besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna yang benar-benar hijau (ever gteen)
  • Warna hijau itu karena Lumut mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b, 
  • Sehingga lumut bisa melakukan Fotosintesis , dengan demikian lumut bersifat Autotrof.
  • Bryophyta tumbuh di darat dan di tempat-tempat seperti: tanah, bebatuan, gambut, kulit pohon, dan kondisi ekstrem yang lain sehingga Lumut digologkan organisme Kosmopoltan .
  • Lumut pada batangnya belum terdapat berkas pengangkut xylem dan floem 
  • Maka kemudian dikelompokkan dalam tumbuhan Non Tracheophyta .
  • Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara sporofit dan gametofit 
  • Generasi  Gametofit adalah Generasi yang menghasilkan sel kelamin Gemerasi itu terdapat pada Tubuhnya sendiri , terletak pada ujung batangnya , sehingga Tumbuhan lumut tidak dijumpai spora pada daunnya 
  • Generasi Sporofit adalah menghasalailkan spora  , [ada lumut pada bagian sporogoniumnya .
  • Jadi bentuk gametofitnya berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya adalah Sporogoniumnya yang akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.
  • Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata.
  • Gametofit berupa tumbuhan lumutnya., Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang belum terpisah.
  • Dari spora tidak lalu terjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut.
  • Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi dua kelas :
  1. Kelas Musci (lumut daun): Bryopsida
  2. Kelas Hepatica (lumut hati) : Hepaticopsida
  3. Kelas Antoceros : Anthoceropsida

Metagenesis Hepaticopsida
Metagenesis Bryopsida
  • Berdasarkan struktur tubuhnya, Tumbuhan Lumut telah berkormus.(batang akar dan daunnya sudah bisa dibedakan)
  • Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus.
ADAPTASI LUMUT
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,
  • Pertama tumbuhnya diselubungi oleh kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan air.
  • Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil vertilisasinya berkembang didalam jaket pelindung.
  • Oleh karena lumut belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi.
  • Setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan secara Osmose dengan gaya kapilaritas maupun aliran sitoplasma.
  • Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan tempat-tempat teduh.
  • Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2 cm, dan seringkali besarnya kurang dari 20cm.
SEKILAS PAKU
  • Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar telah berkormus (mempunyai akar, batang dan daun).
  • Paku-pakuan merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana.
  • Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa mendominasi permukaan bumi.
  • Semua anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting yang tidak terdapat pada ganggang tingkat tinggi dan terkompleks sekalipun, yaitu
  1. lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
  2. embrio multiseluler. Yang terdapat dalam arkegonia,
  3. kutikula pada bagian luar membungkus epidermis
  4. sistem transfor internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah, sistem ini sama baiknya seperti pengorganisasian transfor air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
JADI
  • Ciri tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati, bentuknya kecil dan panjang, menyukai tempat-tempat yang lembab atau basah seperti di bebatuan, tanah, dan dinding tua, merupakan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus, mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai berkas pengangkut, reproduksi secara seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel telur, berkembangbiak secara kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif).
  • Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, akan tetapi memiliki bagian yang menyerupai akar yang disebut rhizoid.
  • Ciri khas tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang dan daun, umumnya tumbuh di tempat lembab (higrofit), belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan membentuk sorus yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun, reproduksi secara aseksual dengan sporofit, dan reproduksi seksual dengan gametofit, dan pada batang sudah terdapat epidermis, korteks dan stele.
  • Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah memiliki akar, batang, dan daun sejati serta berkembangbiak dengan menggunakan spora. 
  • Daun muda paku menggulung
 
PERSAMAAN TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU
  1. Sama-sama melakukan fotosintesis.
  2. Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.
  3. Daur hidup mengalami pergiliran keturunan.
  4. Sporofit merupakan keturunan generatif.
  5. Berkembangbiak dengan spora.
  6. Sama-sama memiliki klorofil.
  7. Sama-sama menyukai habitat yang lembab.
  8. Kebanyakan tinggal di daerah tropis
KEGUNAAN  TANAMAN PAKU
1. Untuk sayuran
 2. Untuk tanaman Hias



TULISAN INI SENGAJA DI TAMPILKAN UNTUK MEMBANTU SISWA/SISWI DK UT. SMOGA BERMANFAAT. SELAMAT BERJUANG !!!!

4 Teori yang Menjelaskan tentang Cinta

C i N t A adalah emosi dasar manusia, tetapi memahami bagaimana dan mengapa hal itu terjadi bukanlah hal yang mudah. Bahkan, untuk waktu yang lama, para ilmuwan beranggapan bahwa cinta hanyalah sebuah ilmu tidak bisa mengerti. Tapi jangan khawatir, kita tetap bisa memahami apa itu cinta. Berikut ini adalah 4 teori cinta yang menjelaskan perbedaan antara cinta, suka (menyukai) dan ikatan emosional, mari kita simak;
Cinta

1. Suka Vs Cinta

Psikolog Zick Rubin menjelaskan bahwa cinta yang romantis terdiri dari tiga unsur, yakni : keterikatan (attachment), kepedulian (caring) dan keintiman (intimacy). Keterikatan adalah kebutuhan untuk menerima perhatian dan kontak fisik dengan orang lain. Kepedulian (caring) adalah kemampuan yang anda miliki untuk menghargai dan memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Sedangkan keintiman (intimacy) mengacu pada kebutuhan untuk berbagi pemikiran, keinginan dan perasaan dengan orang lain.
Skala Rubin tentang CintaBerdasarkan definisi tersebut, Rubin merancang skala tentang menyukai dan mencintai (Rubin’s Scales of Liking and Loving). Skala ini mengungkapkan apakah seseorang mencintai atau hanya sebatas menyukai. Dalam sebuah studi, Rubin meminta sejumlah responden untuk mengisi skala, berdasarkan bagaimana perasaan mereka kepada pasangan dan teman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasaan terhadap teman memiliki skor tinggi pada skala menyukai dan perasaan terhadap pasangan memiliki nilai tinggi pada skala mencintai.
Cinta bukanlah konsep yang konkret dan karena itu sulit untuk diukur. Namun, Rubin’s Scales of Liking and Loving menawarkan cara untuk mengukur perasaan cinta yang kompleks.

2. Kasih Sayang Vs Gairah

Menurut profesor psikologi Universitas Hawaii, Elaine Hatfield, ada dua tipe dasar cinta, yaitu cinta kasih sayang (compassionate love) dan gairah cinta (passionate love). Cinta kasih sayang ditandai dengan adanya saling keterikatan, saling menghormati, menghargai, kepedulian dan kepercayaan. Kasih sayang biasanya tumbuh berkembang dari perasaan saling pengertian dan rasa saling menghargai satu sama lain.
Cinta?Sedangkan cinta yang dilandasi gairah (passionate love) ditandai dengan emosi yang intens, daya tarik seksual, kecemasan dan afeksi. Ketika cinta terbalaskan (reciprocated love), orang merasa gembira dan bahagia. Namun jika cinta tak terbalaskan (unreciprocated love), akan menyebabkan perasaan sedih, berkecil hati dan bahkan putus asa.
Hatfield menunjukkan bahwa cinta yang didasari oleh gairah adalah fana, karena dipengaruhi fungsi fisiologis pada manusia. Seperti anda merasa bergairah jika berada di depan seorang wanita cantik atau lelaki keren. Menurut Hatfield, idealnya, cinta adalah hubungan yang menggabungkan antara kenyamanan dan kasih sayang dengan gairah itu sendiri. Sehingga hubungan antara pasangan akan bertahan lama dan terhindar dari masalah selingkuh maupun perceraian.

3. Teori Roda Warna tentang Cinta

Pada tahun 1973, John Lee dalam buku klassik-nya The Colors of Love, menganalogikan tipe cinta dengan teori tentang roda/lingkaran warna (color wheel/color circle), yakni sebuah ilustrasi abstrak tentang keterkaitan antara warna-warna primer, warna sekunder dan warna komplementer (lihat penjelasan color wheel disini).
Color WheelSama seperti ada tiga warna utama, Lee menjelaskan bahwa ada tiga tipe utama dari cinta, yaitu adalah Eros, Ludos dan Storge. Eros adalah perasaan cinta kepada seseorang yang dianggap paling ideal. Ludos menganggap cinta sebagai sebuah permainan, sedangkan storge menganggap cinta sebatas persahabatan.
Sama halnya dengan analogi color wheel, cinta juga merupakan kombinasi antara Eros, Ludos dan Storge. Kombinasi tersebut antara lain;
  1. Mania (Eros + Ludos) = Cinta yang obsesif (Obsessive love);
  2. Pragma (Ludos + Storge) = Cinta yang realistis dan praktis (practical love);
  3. Agape (Eros + Storge) = Cinta tanpa pamrih (Selfless love)

4. Teori Segitiga tentang Cinta

Cinta segitiga yang dimaksud disini bukan yang sering kita dengar; adanya pihak ketiga dalam sebuah hubungan. Melainkan tiga komponen cinta (triangular theory of love) menurut Robert Sternberg. Sternberg menjelaskan bahwa ada tiga komponen cinta, yaitu : keintiman (intimacy), gairah (passion) dan komitmen (commitment).
  1. Keintiman – Yang meliputi perasaan keterikatan, kedekatan, keterhubungan, dll.
  2. Passion – Yang meliputi antara cinta yang romantis dan daya tarik seksual.
  3. Komitmen – Yakni keputusan untuk tetap bersama pasangan dalam waktu yang panjang.
triangular theory of love
Kombinasi yang berbeda dari ketiga komponen menghasilkan berbagai jenis cinta. Misalnya, kombinasi keintiman dan komitmen dalam cinta kasih penuh kasih sayang (compassionate love), sedangkan kombinasi gairah dan keintiman menyebabkan gairah cinta (passionate love).
Sternberg memperkenalkan istilah cinta sempurna (consummate love) untuk menggambarkan kombinasi antara keintiman, gairah dan komitmen. Hubungan yang dibangun pada dua individu akan lebih sempurna jika didasarkan pada kombinasi ketiganya. Meskipun begitu, Sternberg menyangsikan adanya cinta yang sempurna di dunia ini, bagaimana dengan anda?
Ada beberapa teori-teori cinta yang belum admin lampirkan. namun beberapa teori cinta diatas paling tidak bisa menjelaskan tentang cinta yang selama ini dianggap barang “abstrak”.

Rujukan :
  • Rubin, Zick. 1970. Measurement of romantic love. Journal of Personality and Social Psychology
  • Hatfield, E., & Rapson, R. (2005). Love and sex: Cross-cultural perspectives. Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.
  • Lee JA (1973). Colours of love: an exploration of the ways of loving. Toronto: New Press
  • Robert J. Sternberg, “Triangulating Love”, in T. J. Oord ed. The Altruism Reader (2007)

Senin, 11 Februari 2013

Belajar bhsinggris otodidak

Belajar Bahasa inggris dengan Scrabble

Scrabble 
Sumber gambar : cmcforum.com
Scrabble / permainan menyusun kata adalah sebuah permainan pendidikan yang menyenangkan. Menurut data, permainan ini mengandung kemungkinan sekitar 178.691 kata dalam Bahasa Inggris yang bisa dibentuk  dan diterima dalam permainan ini.

Scrabble bisa dimainkan 2-4 orang pemain, yang masing-masing akan menyusun huruf berdasarkan huruf-huruf yang diperolehnya dalam satu putaran. Permainan ini tidak lagi asing di Indonesia, dan bisa menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan jumlah kosa kata bagi pembelajar Bahasa Inggris. Gunakan latihan ini di sela-sela belajar formal untuk menyegarkan suasana. 
Jika para pemain masih minim kosa katanya, dalam tahap awal bisa menggunakan kamus untuk membantu menyusun kata. Atau gunakan kamus untuk menentukan apakah sebuah kata yang disusun telah benar ejaannya dan layak untuk mendapatkan score. Semakin sering berlatih dengan game ini, maka semakin banyak kosa kata yang bisa kita ketahui, dan tanpa usaha keras menghafal, kosa kata tersebut akan termemori di ingatan kita. 
Berikut ini sebuah link scrabble online yang bisa dimainkan di sela-sela bekerja atau belajar. Kunjungi : SCRABBLE

Playing with lexical cards

 
 
Very often students know the meaning of a word but don’t know how to use it correctly. This is often because they don’t know what words go with what other words, i.e. collocations. For example, students are familiar with the word party but may not know the verbs have or give that go with it and, as a result, say *make a party. This activity helps students expand their collocational knowledge of the nouns they already know, but it can be adapted for other parts of speech.

Level: Elementary and above
Aim: deepen student’s knowledge of partially known vocabulary items; develop collocational links between words
Material: a lot of postcard-sized cards (or cut A4 size card into four)
Preparation
Choose 10 nouns your students are familiar with or have recently learnt. Abstract nouns work better for this activity. Using www.just-the-word.com look up the most common collocations with these nouns. Enter the desired noun in the search field. Most common verb collocates can be found in the V obj *n* section (Verb + noun as object). For example, these are the verb collocates of the noun 'exam':
exam

Scroll down the page and you will find most common adjective collocates in the ADJ *n* section (Adjective + noun). Nouns acting as adjectives, i.e. nouns that precede and modify other nouns, can also be included in the activity. For example, election before campaign or entrance before exam (see below). These can be found in the N *n* section.
lexical cards
You will also need to prepare a lot of postcard-sized cards (or cut A4 size card into four) for students to record collocations on.

Procedure
Display or write on the board 10 nouns you have chosen:
Sample list for B2/C1 studentsSample list for A2/B1 students
advicetime
visionmoney
sightexam
campaignexample
purposelife
goaldecision
resultopinion
electionbusiness 
permissionparty (as celebration)
responsibilityparty (as group)

Add a couple of “distracters” to keep the activity challenging till the end. For example,
surveysuccess
conditionproblem

For large classes, divide the students into pairs or groups of three. Distribute the cards so that each pair / group has 11-12 cards. Tell students to draw a vertical line in the middle of one side, as shown here:


Then dictate a few verbs and adjectives that collocate with the nouns you have displayed / written on the board. As you dictate, the students in pairs / groups should write the verbs in the left column and the adjectives in the right column on a card. Nouns acting as adjectives should be also written in the right column.
To make it easier for students, dictate first the verbs and then the adjectives / nouns. To make it more challenging, dictate them in a mixed order so that students have to decide which column they go into:

Sample list for A2/B1 level
1. get / give / take / follow / useful / practical / professional (advice)
2. start / launch / run / election / advertising / successful (campaign)
3. hold / lose / win / general / free / presidential (election)
4. lose / have / share / new / good / clear (vision)
5. lose / enjoy / catch / pretty / familiar / (at) first (sight)
6. get / give / ask for / obtain / special / parental / written (permission)
7. set / meet / reach / achieve / important / main / unrealistic (goal)
8. have / serve / defeat / main / practical / specific / sense of (purpose)
9. get / see / achieve / produce / similar / direct / final (result)
10. take / share / accept / personal / social / parental / individual (responsibility)

Sample list for B2/C1 level
1. take / pass / fail / entrance / written / oral / final (exam)
2. have / throw / meet at / invite to / dinner / birthday (party)
3. set up / lead / join / ruling / political / conservative / opposition (party)
4. make / take / reach / difficult / important / own (adj.) / final (decision)
5. set up / run / do / small / own (adj.) / family / show (n.) (business)
6. spend / save / waste / good / great / hard / long (time)
7. spend / save / waste / earn / big / pocket / extra (money)
8. spend / save / live / change / new / own (adj.) / private / everyday (life)
9. ask for / give / express / strong / different / personal (opinion)
10. set / give / follow / good / perfect / classic / typical (example)

You will see that I’ve added oral exam although it did not appear in the list on Just-the-Word as I felt this would be useful for my students. Even if they are very frequent, feel free to omit the collocates which you think will not be useful for your students or appropriate for their age and level.
When dictating make sure you start with very common words (e.g. have, get, take) as these tend to collocate with a lot of nouns and move on to less common, more specific words (e.g. fail, launch) as these tend to form stronger word partnerships. For example, for the noun permission start with get or give because these can go with at least two other nouns on the list.
When students guess the key word (noun) they should turn the card over, write the noun in the centre of the card (it works better using a marker or felt-tip pen), and hold the card up. The result should be something like this:

front 
  

  


exam

  
  
  
 
 

back 
  
V 
Adj 
take
pass
fail

entrance
written
oral
final

other useful chunks and/or examples can be added here 

They are not allowed to shout out the word as their incorrect guess may throw other students off track. If a student does shout out, ask him or her to provide further collocates instead of you.
Continue dictating until all or most students are holding up the card with the noun written in the middle. To make it competitive, you can award points to the students who held up their cards first (with the correct noun written).
You may want to leave some space at the bottom where students can write other useful expressions or their own examples. Make sure all the correctly completed cards are kept as these can be used for follow-up recycling activities.
Follow up:
Suggestion 1
In the following lesson, you can put your students in groups of 4-5, get one pile of collocation cards face down (the collocation side up). Students look at the collocations and guess the key word on the front of the card. The one who guesses correctly keeps the card. The winner is the student with most cards.
Suggestion 2
This follows on the previous activity but this time students working in groups have their deck of cards facing upwards. They pick a card and try to recall as many collocations for the noun written on the card. They can turn over the card to check. They continue until all the cards have been used up.
You can also ask students to make similar cards at home for other nouns using www.just-the-word.com, then bring them to class and share them with their peers.
Suggestion 3
As their decks of cards grow, students can sort the cards into three piles: words they know and can use (and can recall all the collocations of), words they know but cannot use and the ones they are still not sure about. They can then discard the first pile and focus on reviewing the other two. This can be done in class as a group activity or individually at home.
Such sorting based on the learning states of each word encourages students to spend more time reviewing the items which are not fully mastered. It also helps students reflect on their vocabulary learning and fosters learner independence.